Kedudukan Jepang dalam Perang Asia Pasifik sampai akhir tahun 1944 makin terdesak oleh pihak Sekutu. Jepang menyadari akan segera mengalami kekalahan. Oleh karena itu, Jepang melalui Jenderal Koiso (pengganti Perdana Menteri Tojo) memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Perwujudannya, pada tanggal 1Maret 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Peristiwa Menyerahnya Jepang kepada Sekutu
Pada tanggal 6 Agustus 1945, Hiroshima dibom oleh sekutu (Amerika Serikat). Oleh karena itu, pada tanggal 7 Agustus 1945 diumukan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Pada tanggal 9 Agustus 1945, Nagasaki juga dibom atom oleh pasukan Sekutu. Akibat pemboman itu Jepang makin tidak berdaya. Oleh karena itu, Jenderal Besar Terauchi selaku Panglima Tentara Umum Selatan, yang mengepalai semua tentara Jepang di seluruh kawasan Asia Tenggara, memanggil Ir. Sukarno, Drs Mohammad Hatta, dan dr. Rajiman Wedyoningrat agar datang ke markas besarnya di Dalat (Vietnam).
Rombongan pemimpin nasional Indonesia berangkat ke Dalat, Vietnam pada tanggal 9 Agustus 1945. Mereka mengadakan pertemuan dengan Jenderal Besar Terauchi pada tanggal 12 Agustus 1945. Pemboman Kota Hiroshima dan Nagasaki merupakan pukulan berat bagi Jepang. Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Kekalahan dari Sekutu belum diumumkan secara resmi dan masih dirahasiakan oleh Jepang.meskipun begitu, para pemimpin nasional Indonesia, terutam para pemimpin pemuda sudah mendengar berita kekalahan Jepang melalui siaran radioluar negara (BBC).
2. Perbedaan Perpektif Antarkelompok Sekitar Proklamasi
Akibat menyerhnya Jepang kepada Sekutu, di Indonesia terjadi vacuum of power, artinya tidak ada pemeritah yang berkuasa. Setelah mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu, para pemuda segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.Dalam pertemuan itu, Sutan Syahir sebagai juru bicara para pemuda meminta agar Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada saat itu juga, lepas dari campur tangan Jepang. Masalah yang lebih penting adalah menghadapi Sekutu yang berusaha mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia.
Atas dasar itulah, Bung Karno menolak usulan para pemuda. Karena para pemuada belum berhasil membujuk Bung Karno, pada tanggal 15 Agustus 1945pukul 20.00 WIB kembali mengadakan rapat. Rapat berlangsung di Lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timuryang dipimpin oleh Chaerul Saleh. Keputusan rapat mengajukan tuntutan radikal, yaitu menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan persoalan rakyat Indonesia sendiri yang tidak dapat digantungkan pada orang atau kerajaan lain. Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan. Sebaliknya, diharapkan diadakan suatu perundingan dengan Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad hatta agar segera menyatakan proklamasi. Hasil keputusan rapat disampaikan kepada Bung Karno pada pukul 22.00 WIB oleh darwis dan wikana.
Wikana mengkehendaki agar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dinyatakan oleh Bung Karno pada keesokan harinya tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno sebagai ketua PPKI tidak dapat melepaskan tanggung jawabnya sehingga bersikeras ingin membicarakan terlebih dahulu dengan anggota PPKI lainnya. Tampak perbedaan pendapat mengenai pelaksanaan proklamasi. Sementara itu, golongan bersikeras menyatakan bahwa proklamasi harus dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 1945 lepas dari PPKI.
Peristiwa Rengasdengklok
Para pemuda gagal untuk mendesak Bung Karno agar melasakan proklamasi pada tanggal 16 Agustus 1945. Sukarno-Hatta masih ingin membicarakan proklamasi di dalam rapat PPKI yang telah dintentukan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 tengah malam,para pemudamengadakan rapat lagi di Asrama Baperpi, di jalan Cikini 71 Jakarta. Rapat tersebut dihadiri oleh Sukarni, Yusuf Kunto, dr. Muwardi, Shodanco Singgih, Chaerul Saleh, dan para pemuda yang sebelumnya hadir dalam rapat di Lembaga Bakteriologi.Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, Bung Hatta dan Bung Karno beserta Ibu Fatmawati dan Guntur Sukarno Putra dibawa ke Rengasdengklok.rencana para pemudaberjalan lancar karena memperoleh dukungan perlengkapan tentara dari Shodanco Latief Hendraniggrat.
Di Rengasdengklok, Bung Karno dan Bung Hatta ditempatkan di asrama tentara Peta, markas kompi pimpinan Shodanco Subeno. Berdasarkan anggapan itu, Shodanco Singgih pada tengah hari segera ke Jakarta untuk memberitahukan hal itu pada pemimpin pemuda lainnya. Di Jakarta ternyata juga terjadi kesepakatan antara Ahnad Subarjo (golonan tua) dan Wikana (golongan pemuda) bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilakukan di Jakarta. Berdasarkan hasil kesepakatan itu, Yusuf Kunto (golongan pemuda) pada hari itu juga bersam Mr. Ahmad Subarjo dan Sudiro menjemput Sukarno-Hatta di Rengasdengklok. Setelah mendengar keterangan tersebut, Shodanco Subeno, Komandan Kompi Tentara Peta di Rengasdengklok bersedia melepaskan Sukarno-Hatta yang pada malam hari itu juga kembali ke Jakarta
4. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Rombongan Sukarno-Hatta tiba di Jakarta pada pukul 23.00 WIB. Selanjutnya, Sukarno-Hatta bersama rombongan lainnyamenuju rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ahmad Subarjo memohon agar para tokoh pergerakan diperbolhkan berkumpul di rumah Maeda untuk membicarakan persiapan PRoklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada malam itu, Sukarno-Hatta juga menemui Kepala Pemerintahan Umum (Sumobuco), Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya tentang rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ternyata Nishimura tidak berani mengizinkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia karena takut disalahkan oleh Sekutu. Malam itu juga segera diadakan musyawarah. Tokoh-tokoh yang hadir saat itu ialah Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, para anggota PPKI, dan para tokoh pemuda, seperti Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah dan Sudiro(Mbah). Perumusan teks proklamasi dilakukan di ruang makan oleh Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Ahmad Subarjo. Dalam kesepakatan itu, Drs. Mohammad Hatta Dan Ahmad Subarjo mengemukakan ide-idenya secara lisan. Ahmad Subarjo menyampaikan kalimat pertam yang berbunyi, “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekan Indonesia.” Kemudian Mohammad Hattamenyerpukan dengan kalimat kedua berbunyi, “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan da lain-lain, disenggarakan dengan cara saksam dan dalam tempo yang sesingkat-singkat.”
Setelah konsep teks proklamasi itu jadi, kemudian dibawa ke ruang depan tempat pemimpin Indonesia lainnya berkumpul untuk dimusyawarahkan. Chaerul Saleh menyatakan tidak setuju jika teks itu ditandatangani oleh para anggota PPKI sebab lembaga itu merupakan bentukan pemerintahan Jepang. Mengusulkan agar teks ditandatangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Muhammad Hatta atas nama bangsa indonesia. Setelah itu, konsep teks proklamasi diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Penulisan tanggal juga diubah sehingga menjadi “Djakarta, hari 17, boelan 08, tahoen 05”. Tahun 05 adalah tahun Showa (Jepang), yaitu 2605 yang Sam dengan tahun Masehi 1945. perumusan teks proklamasi sampai dengan penandatanganan baru selesai pukul 04.00 WIB pagi hari, tanggal 17 Agustus 1945. Walaupun isinya sangat singkat, teks proklamasi tersebut mengandung makna yang sangat dalam karena merupakan petrnyattan bangsa Indonesia untuk merdeka. Tokoh lain yang berperna dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah Ibu Fatmawati. Beliau berjasa menjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan pada saat upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
5. Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sesuai kesepaktan yang diambil di rumah Laksamana Maeda, para tokoh Indonesia menjelang pukul 10.00 WIB telah berdatangan ke rumah Ir. Sukarno.
Mereka hadir untuk menjadi saksi pembacaan teks Proklamasi Kemerdekan Indonesia. Acara yang disusun dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia antara lain sebgai berikut:
Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pengibaran bendera Merah Putih.
Sambutan Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi.
Setelah pidato singkat, Ir. Sukarno segera membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.pembacaan teks didampingi oleh Drs. Moh. Hatta.setelah pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.,acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh S.Suhud dan Shodanco Latief Hendraningrat. Seusai pengibaran bendera Merah Putih, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi.
Pelakasanaan upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dihadiri oleh tokoh-tokoh 8indonesia lainnya, seperti Mr. Latuharhary, Ibu Fatmawati, Sukarni,dr. Samsi, Ny. S.K. Trimurti, Mr. A.G. Pringgodidgo, dan Mr. Sujono.Ratusan pemuda, angoota Barisan Pelopor dan pasukan Pembela Tanah Air (Peta) mengadakan penjagaan di luar halaman rumah Ir. Sukarno. Berita proklamasi disebarluaskan secara cepat di Jakarta oleh para pemda. Para pemuda dengan tidak kenal lelah menyebar pamflet, mengadakan pertemuan, menulis pada tembok-tembok berita tentang proklamasi. Pekik “merdeka” dikumandangkan dimana-mana dengan gegap gempita. Untuk memberi penghargaan, penghormatan, dan mengenang para tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia tersebut, dibangun Monumen Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur (sekarang Jalan Proklamasi).
Hmmm, Info menarik, Terima Kasih
terimakasih....ini membantu saya dalam tugas sya.... :)
terimakasih...:)
ini membantu saya dalam tugas saya.. :D
Kronologi nya ada yang lebih singkat lagi gak yah?????
Terima kasih atas bantuannya