Carphone Warehouse memperkenalkan sebuah ponsel paling murah dengan harga 99 pence atau sekitar Rp 14.254. Ponsel dengan merek Alcatel OT-209 ini memiliki tampilan seperti telepon genggam pada umumnya.
"Ini adalah ponsel termurah yang pernah ada," kata Charles Dunstone, pendiri Carphone Warehouse seperti dikutip Telegraph, hari ini. Dunstone mengatakan, ponsel ini menjadi pendobrak stigma bahwa ponsel itu adalah barang mewah.
Pertama kali diperkenalkan pada era 1980-an, telepon selular atau handphone ketika itu menjadi barang berteknologi tinggi dan mahal. Meskipun bentuknya masih seukuran 'batu bata' dan biaya operasional yang tinggi, ponsel menjadi ciri khas orang kaya pada masa itu.
Ponsel Alcatel OT-209 memang dirancang untuk mengerjalan tugas handphone pada umumnya, yakni untuk aktivitas panggilan dan pesan singkat. Tidak ada akses ke internet atau kamera. "Tidak semua orang butuh itu," kata Dunstone.
Ponsel yang bobotnya hanya 65 gram ini dilengkapi dengan handsfree, daya tahan baterai hingga lima jam waktu bicara non-stop dan 400 jam stand-by. Di dalamnya, Carphone juga telah membenamkan fitur radio dan mobile game.
Namun demikian, ia sendiri malah meragukan ponsel tersebut laku keras meskipun masa belanja Natal makin mendekat. Menurut dia, kaum muda sepertinya tidak akan meminati ponsel macam ini karena mereka lebih mendambakan smartphone yang bisa melakukan bermacam hal.
Memang ada syarat untuk membeli ponsel tersebut, yakni konsumen harus membeli voucher isi ulang keluaran operator Virgin Mobile seharga 10 poundsterling. Namun tetap saja, harga voucher itu jika dikonversi tak terlalu mahal, cuma sekitar Rp 150 ribu.
Kemampuan ponsel Alcatel ini juga cukup bisa diandalkan meski cuma bermain di kelas low end. Antara lain fitur Radio FM, game mobile, fake call sampai conference call. Kemudian baterai terbilang awet dengan masa standby 400 jam. Yah, cukup lumayan.
"Ini adalah ponsel termurah yang pernah ada," kata Charles Dunstone, pendiri Carphone Warehouse seperti dikutip Telegraph, hari ini. Dunstone mengatakan, ponsel ini menjadi pendobrak stigma bahwa ponsel itu adalah barang mewah.
Pertama kali diperkenalkan pada era 1980-an, telepon selular atau handphone ketika itu menjadi barang berteknologi tinggi dan mahal. Meskipun bentuknya masih seukuran 'batu bata' dan biaya operasional yang tinggi, ponsel menjadi ciri khas orang kaya pada masa itu.
Ponsel Alcatel OT-209 memang dirancang untuk mengerjalan tugas handphone pada umumnya, yakni untuk aktivitas panggilan dan pesan singkat. Tidak ada akses ke internet atau kamera. "Tidak semua orang butuh itu," kata Dunstone.
Ponsel yang bobotnya hanya 65 gram ini dilengkapi dengan handsfree, daya tahan baterai hingga lima jam waktu bicara non-stop dan 400 jam stand-by. Di dalamnya, Carphone juga telah membenamkan fitur radio dan mobile game.
Namun demikian, ia sendiri malah meragukan ponsel tersebut laku keras meskipun masa belanja Natal makin mendekat. Menurut dia, kaum muda sepertinya tidak akan meminati ponsel macam ini karena mereka lebih mendambakan smartphone yang bisa melakukan bermacam hal.
Memang ada syarat untuk membeli ponsel tersebut, yakni konsumen harus membeli voucher isi ulang keluaran operator Virgin Mobile seharga 10 poundsterling. Namun tetap saja, harga voucher itu jika dikonversi tak terlalu mahal, cuma sekitar Rp 150 ribu.
Kemampuan ponsel Alcatel ini juga cukup bisa diandalkan meski cuma bermain di kelas low end. Antara lain fitur Radio FM, game mobile, fake call sampai conference call. Kemudian baterai terbilang awet dengan masa standby 400 jam. Yah, cukup lumayan.